Belajar Berkonsentrasi Dalam Bekerja Melalui Kegiatan Psikologi Berbagi

<div style="text-align: justify;">Berkonsentrasi dalam bekerja adalah bekerja dengan serius dan memusatkan perhatian agar pekerjaan / tugas-tugas yang dihadapinya segera selesai dengan kualitas yang optimal. Berkonsentrasi ini sangat membutuhkan kemauan yang keras, motivasi tinggi, serta kegigihan demi terselesaikannya tugas-tugas yang telah direncanakan.</div>

<div style="text-align: justify;">&nbsp;</div>

<div style="text-align: justify;">Apa saja persoalan-persoalan yang relevan dengan konsentrasi <strong>kerja</strong>? Bila dirunut tentu banyak persoalan tentang konsentrasi kerja, karena hal itu memang sulit dilakukan. Apalagi bila bekerja dan menunaikan tugas itu dilakukan secara berkelompok. Hal ini berarti individu bekerja dalam suasana ramai dan berkelompok, sehingga setiap orang saling bergantung pada terselesaikannya tugas masing-masing. Bila ada satu saja anggota tim kurang mampu berkonsentrasi, maka tugas kelompok akan rendah mutunya. Bahkan tidak jarang organisasi harus mulai lagi dari awal, demi terpuaskannya tuntutan pelanggan.</div>

<div style="text-align: justify;">&nbsp;</div>

<div style="text-align: justify;">Bagaimana cara belajar berkonsentrasi <strong>kerja</strong> dalam sebuah tim? Cara pertama yang dilatihkan pada para peserta pelatihan Psikologi Berbagi kali ini adalah mengenali identitas rekan kerja / peserta pelatihan. Peserta diarahkan untuk mengenal lebih mendalam tentang sesama peserta pelatihan. Hal-hal yang ditanyakan antara lain warna kesukaan dan hobi, serta tentu saja nama dan tempat kerja. Stimulus yang digunakan adalah permen. Kegiatannya sangat sederhana, namun tidak mudah melakukannya. Hal ini karena kita kurang kreatif dalam bertanya, dan malas / tidak terbiasa berpindah-pindah tempat untuk sekedar berinteraksi sosial. Kita lebih terbiasa berinteraksi dnegan teman di sebalah kiri dan kanan kita saja. Berkat metode permen ini, maka para peserta menjadi saling mengenal, sehingga suasana menjadi lebih akrab.</div>

<div style="text-align: justify;">&nbsp;</div>

<div>
<div style="text-align: justify;">Cara kedua untuk berlatih konsentrasi <strong>kerja</strong> adalah belajar berhitung. Metodenya disebut <em>the seven up</em>. Dalam simulasi ini peserta diminta untuk menghitung angka-angka sesuai dengan urutan berdirinya. Bila menjumpai angka 7 atau angka kelipatan 7 maka hitungannya dibalik. Dalam metode ini peserta didorong untuk benar-benar menyimak perkataan teman, tidak saling menyalahkan bila teman salah dalam berhitung, dan kreatif dalam membuat strategi.</div>

<div style="text-align: justify;">&nbsp;</div>

<div style="text-align: justify;">Pelatihan Konsentrasi Kerja ini adalah salah satu materi dari Program <strong>Psikologi Berbagi</strong>. Program tersebut adalah salah satu andalan <strong>Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta</strong>. Program ini sudah menginjak seri ke-3, namun sudah berlangsung selama 7 kali. Program ini inovatif, karena mampu mengajak peserta / anggota masyarakat untuk datang berkunjung ke kampus <strong>UP45</strong>. Anggota masyarakat yang datang adalah calon peserta yang diperkirakan tertarik untuk menjadi mahasiswa <strong>Fakultas Psikologi UP45</strong>.</div>

<div style="text-align: justify;">&nbsp;</div>

<div>
<div style="text-align: justify;">Pada umumnya, metode yang biasa dilakukan oleh tim marketing UP45 adalah <em>road show</em> atau mendatangi calon mahasiswa. Jadi calon mahasiswa belum mengenal kampus UP45 dan seisinya. Pada program <strong>Psikologi Berbagi</strong> ini, calon mahasiswa diperkenalkan dengan kampus dan seisinya. Diharapkan, mereka akan lebih mantap dalam memilih jurusan Psikologi di UP45.</div>

<div style="text-align: justify;">&nbsp;</div>

<div style="text-align: justify;">Penyajian Program <strong>Psikologi Berbagi</strong> ke-7 ini terasa istimewa karena empat hal:</div>

<ol>
<li style="text-align: justify;">Hadirnya Ibu Norita, sebagai salah satu konsultan marketing UP45. Beliau pintar menyajikan quiz menarik sehingga peserta berlomba-lomba menjawabnya. Quiz itu juga ada hadiahnya yaitu 2 buku tenang psikologi. Belai sangat luwes dalam membawakan quiz.</li>
<li style="text-align: justify;">Hadirnya bapak Andri Azis, sebaga salah satu trainer. Beliau menyajikan simulasi permen dengan sangat menarik, sehingga peserta menjadi panik, dan akhirnya bersedia berinteraksi sosial. Bila tidak ada simulai permen, maka peserta hanya berinteraksi sosial dengan peserta sebelah kiri atau kanannya saja.</li>
<li style="text-align: justify;">Terlibatnya 2 mahasiswa Fakultas Psikologi UP45 yang keren yaitu Sri Mulyani dan Tri Welas Asih. Mereka berdua merancang sertifikat yang menarik dan tnetu saja snack yang lezat.</li>
<li style="text-align: justify;">Jumlah peserta mencapai 32 orang. Itu adalah jumlah yang terlalu banyak untuk suatu pelatihan. Bapak Wahyu Widiantoro sebagai manajer program, telah bersusah-payah menolak peserta, namun mereka ngotot ingin menghadiri pelatihan pada hari Sabtu 12 Maret 2016. Mereka khawatir pada waktu-waktu yang akan datang mereka justru berhalangan hadir. Terselenggaranya pelatihan ini dengan sukses berkat tangan dingin Pak Wahyu dalam mengelola berbagai acara.</li>
</ol>

<p style="text-align: justify;">Apa harapan kita semua untuk program <strong>Psikologi Berbagi</strong> pada masa depan? Sangat diharapkan program Psikologi Berbagi mampu mengadakan pelatihan-pelatihan berikutnya, dan tentu saja dengan peserta yang semakin bervariasi</p>
</div>
</div>