Youth Program Mengajak Generasi Muda Peduli Permukiman

<p style="text-align: justify;">Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan diikuti oleh berkembangnya wilayah permukiman baru yang lahir akibat pembangunan yang semakin pesat. Hal ini ditujukan dengan meningkatkanya jumlah penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan. Peningkatan jumlah penduduk yang tinggal dikawasan perkotaan merupakan potensi sekaligus modal sosial bagi kawasan perkotaan dalam menggerakkan perekonomian di wilayahnya. Demikian disampaikan Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan &nbsp;Permukiman Maliki Moersid dalam Sosialisasi <em>Youth Program Water Sanitasi and Cities Forum 2015</em> di area <em>car free day</em> kawasan Sarinah, Minggu (26/4).<br />
&nbsp;<br />
Lebih lanjut dikatakannya, meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan menimbulkan banyak permasalahan seperti kemiskinan, timbulnya kawasan kumuh, rendahnya kualitas layanan infrastruktur, persoalan lingkungan hidup dan tidak maksimalnya pelayanan publik. Kawasan perkotaan yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan banyak persoalan bagi pemerintah kota dan warganya, khususnya dalam pengelolaan permukiman.<br />
&nbsp;<br />
Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah pusat melalui Ditjen Cipta Karya berkomitmen untuk selalu menyediakan infrastruktur permukiman untuk kesejahteraan masyarakat. Komitmen tersebut terdapat dalam berbagai kebijakan, program dan indikator yang ada dalam RPJMN 2015-2019 yang merujuk pada Nawacita. Hingga saat ini, infrastruktur permukiman bidang air minum dan sanitasi telah mencapai tingkat pelayanan 67,7% dan 60,91%, sedangkan luas kawasan kumuh perkotaan telah berkurang menjadi 10% di Indonesia.<br />
&nbsp;<br />
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya mengelola permukiman dan hidup sehat, Ditjen Cipta Karya melaksanakan beberapa program yang memfokuskan pada pemberdayaan masyafakat. Dikarenakan, permukiman, sanitasi dan air minum merupakan suatu hal yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.&nbsp;<br />
&nbsp;<br />
&quot;Permukiman, sanitasi dan air minum secara langsung menyentuh kehidupan masyarkat. Salah satu contoh program yang dilakukan Ditjen Cipta Karya adalah program pemberdayaan yakni Sanimas dan TPS 3R. Kedua program ini melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan &nbsp;sampai pengoperasian dan pengawasan. Dari kegiatan tersebut diharapkan akan timbul rasa kepemilikan terhadap infrastruktur permukiman yang dibangun. &nbsp;sehingga perubahan perilaku hidup sehat dan bersih dapat lebih cepat terwujud,&quot; tuturnya.&nbsp;<br />
&nbsp;<br />
Dalam kegiatan tersebut, para generasi muda sebagai penerus bangsa diajak untuk ikut serta karena mereka merupakan kelompok yang berpotensi dan mampu menjadi agen perubahan. Anak muda Indonesia sebagai <em>agent of change </em>dapat mengembangkan dirinya untuk menjadi generasi yang peduli lingkungan dan dapat menyampaikan pesan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga permukiman.<br />
&nbsp;<br />
Untuk itu, kegiatan <em>Youth Program</em> dalam rangkaian acara <em>Water Sanitation and &nbsp;Cities Forum 2015</em> diadakan dengan harapan dapat melibatkan anak-anak muda Indonesia dan international untuk peduli terhadap perbaikan permukiman yang layak huni termasuk air minum dan sanitasi.&nbsp;<br />
&nbsp;<br />
Kegiatan ini bermaksud untuk meningkatkan kepedulian pemuda agar lebih aktif dalam mewujudkan permukiman yang layak dan berkelanjutan serta memiliki tujuan. Yaitu, meningkatkan pengetahuan pemuda terkait permukiman yang layak huni dan berkelanjutan; memfasilitasi ide kreatif anak muda peduli permukiman, air minum dan sanitasi; menghasilkan pemuda yang peduli terhadap perbaikan permukiman, air minum dan sanitasi di Indonesia untuk mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan.</p>

<p style="text-align: justify;"><a href="https://www.pu.go.id/berita/10156/Youth-Program-Mengajak-Generasi-Muda-Peduli-Permukiman" target="_blank">Sumber</a></p>