Kalender Akademik 2019/2020
Kalender Akademik Tahun 2019/2020
Berikut adalah kalender akademik untuk tahun ajaran 2019/2020
Kalender Akademik Tahun 2019/2020
Berikut adalah kalender akademik untuk tahun ajaran 2019/2020
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta (UP45), dalam upaya memberikan kesadaran, pemahaman dan upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan termasuk menggelar seminar dan workshop. Adapun acara berlangsung pada hari Kamis, 14 November 2019, bertempat di Gedung Sukarno, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, Jl. Proklamasi No 1 Caturtunggal, Babarsari, Depok, Sleman Yogyakarta. Tema yang diangkat: “Implementation Waste to Energy Technology for Yogyakarta, Renewable Energy Mix Achievement”. Menghadirkan narasumber Prof. DR. Ir Theo van der Meer dari Universitas Twente Belanda.
Dekan Fakultas Teknik Syamsul Maarif ,ST,MEng mengatakan “Indonesia dituntut untuk mampu menghadirkan dan menggunakan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk ketahanan energi yang berkelanjutan. Tantangan dunia kedepan dalam hal pemenuhan kebutuhan energi dan keharusan menciptakan alternatif Renewable Energy atau Energi Baru Terbarukan (EBT) memacu UP45 untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Permasalahan sampah yang masih perlu perhatian khusus kita semua juga mendorong UP45 terus berinovasi dengan prinsip waste to energy.” KUI UP45 bekerjasama dengan Fakultas Teknik dimana terlibat dalam kegiatan tersebut Teknik Mesin, Teknik Industri dan Teknik Lingkungan, untuk menciptakan berbagai inovasi. Beberapa inovasi tersebut bahkan telah memiliki hak paten.
Dalam kesempatan tersebut, Kantor Urusan Internasional Universitas Proklamasi 45 (KUI UP45), Fakultas Teknik UP45 bekerjasama dengam Lembaga PUM Netherlands Senior Expert yaitu sebuah lembaga yang bergerak dibidang pendampingan oleh Expert (ahli) yang merupakan pensiunan ahli dari negara Belanda. Dari kerjasama tersebut, UP45 melalui PUM Netherlands Senior Expert mendatangkan ahli/pakar bidang energi dan lingkungan ke Indonesia yang akan berkegiatan di UP45 sejak tanggal 03 November 2019 sampai dengan 16 November 2019.
Acara diikuti oleh hampir 200 peserta dimana banyak yang berasal dari mahasiswa, dosen, pemerhati lingkungan, pemerintah daerah, pemerintah kecamatan, DLH (Dinas Lingkungan Hidup), perwakilan TPSR. Dalam kesempatan tersebut diberikan penyerahan piagam kepada narasumber Prof Theo Van der Meer, SR Yunanstuti Daud, dan kenang kenangan kepada Pemerintah Kecamatan, sekaligus perwakilan TPSR3 Kalasan. Animo peserta begitu besar, terbukti setiap termin pertanyaan penanya begitu banyak. Acara diikuti dari berbagai prodi, berasal dari dosen baik dari UP45 maupun UPN Veteran, Akprind, ITY, dan berbagai mitra organisasi.
Universitas Proklamasi 45 bersama dengan Association of International Bussiness & Professional Management (AIBPM) melaksanakan International Conference of Project Management dengan tema Corporate and Business Sustainability in The Global World di Hotel Grand Mecure pada 16-17 November 2019. Conference ini dihadiri 153 peserta dari berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, dan Kuwait yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan praktisi. Pada event ini, UP45 bertindak sebagai co host.
Keynote speaker dalam dalam kegiatan ini adalah Prof. Uttam Gaulee, Ph.D dari Star Scholarship Network, Dr. Sher Singh Bhakar dari Prestige Institute of Management, dan Dr. Daisy Kee Mui Hung dari Universiti Sains Malaysia.
Menurut Liem selaku President of AIBPM, kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi para akademisi dan mahasiswa dalam menuangkan ide-ide inovatif khususnya dalam bidang bisnis dan manajemen dalam bentuk paper ataupun jurnal ilmiah. “Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi kegiatan rutin di Jogja dan tahun depan juga bisa dilaksanakan di Jogja. Conference kami berikutnya akan diadakan di India pada tanggal 23 Desember 209, kami berharap peneliti, dosen, dan mahasiswa dapat bergabung di conference AIBPM berikutnya, tambah Liem.
M. Ali Sukrajap selaku Wakil Rektor Bidang Pemasaran dan Kerja sama sekaligus mengungkapkan, “Kegiatan hari ini telah berjalan dengan baik dan berharap kegiatan ini terus berlangsung di masa yang akan datang di Yogyakarta”.
Senada dengan yang disampaikan Ali, Ira Kristiana selaku ketua Panitia juga mengungkap kegiatan ini berjalan lancar dan sangat menarik bahkan banyak presenter yang ingin mempresentasikan presentasinya lebih lama dari waktu yang sudah ditentukan. “Selanjutnya kami akan melaksanakan conference-conference di dalam maupun di luar negeri. “Jurnal-jurnal yang sudah dipresentasikan akan di publikasikan di International Journal of Supply Chain (Scopus Q4), Journal of International Students (Section Bahasa Scopus Q2), Opcion (Scopus Q3): Multidiciplinary Topic, Utopia (Scopus Q2): Multidiciplinary Topic, Kasmera (Scopus Q3): Health Topic, Journal of Advanced Research in Dynamical and Control Systems-JARDS (Scopus Q4): Engineering, Computer Science, Related Topic, and International Journal of Applied Bussines and International Management (DOAJ, CrossREF, Google)” tutup Ira.
Kasus kekerasan di kalangan remaja merupakan permasalahan yang cukup meresahkan bagi masyarakat. Upaya pencegahan dan mengurangi resiko kasus kekerasan tersebut dilakukan pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menanganinya. Salah satunya dengan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta melalui Fakultas Psikologi. Salah satu kegiatannya adalah refleksi kasus parenting yang telah terlaksana di ruang pertemuan kelurahan Sorosutan, Daerah Istimewa Yogyakarta (3/11). Kegiatan ini merupakan rangkaian program sosialisasi anti kekerasan terhadap anak yang dilaksanakan oleh Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Yogyakarta.
“Setiap keluarga memiliki cara mendidik anak di rumah dalam menumbuhkan budi pekerti dan budaya prestasinya. Orang tua perlu terus belajar untuk menyesuaikan perkembangan anak dan zaman”, ungkap Drs. Rumpis Trimintarta selaku Camat Umbulharjo dalam sambutannya. Rumpis menambahkan tentang peran pemuda, remaja dalam pembangunan. “Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda, remaja memiliki peran yang sangat strategis. Bukan hanya eksistensinya, yang akan mengisi kepemimpinan di masa depan, melainkan juga pada saat ini”, tandas Rumpis.
Polana Setiya Hati, S.SI, MM., perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Yogyakarta menjelaskan bahwa dalam acara ini para tokoh masyarakat Sorosutan difasilitasi untuk melakukan refleksi kasus bersama dengan pihak kepolisian serta kalangan akademisi. “Sasaran peserta sejumlah 100 orang, meliputi perwakilan jajaran pemerintahan Camat, Lurah, RW / RT, Anak usia SMP-SMA dan perwakilan para Orang tua”, jelas Pola.
Menurut Pola, remaja masa kini memiliki banyak kerentanan dan masalah-masalah yang mengancam masa depannya. “Masalah-masalah remaja yang dihadapi saat ini misalnya meningkatnya jumlah remaja yang terlibat aksi kekerasan, penyalahgunaan NAPZA, dan kehamilan tidak diinginkan”, ungkap Iptu. Kardiyana dari Polresta Yogyakarta.
Salah satu narasumber dalam kegiatan ini adalah Ekan Suliandari, Psikolog dalam kegiatan ini lebih memberikan pendampingan tentang cara pengelolaan emosi pada para remaja.
Narasumber lainnya dalam kegiatan ini adalah Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A. dari Fakultas Psikologi UP45 yang menekankan pada pembinaan dari sisi lingkungan keluarga dan sosial. Pada sesi ini para peserta sangan antusias melontarkan berbagai pertanyaan. Salah satunya dari Subandono (RT49), yang menanyakan, “Bagaimana caranya menghadapi untuk membatasi anak yang selalu bermain hp, marah ketika diperingatkan?” “Silakan diskusi dengan anak, buat semacam kesepakatan dan penting kita mengetahui aplikasi apa yang sering digunakan anak dalam hp nya” jawab Wahyu.
Pertanyaan lain datang dari Yulianto (RT52), “Putri saya SMP, dulu begitu dekat dengan saya dan memiliki hobi sama dengan saya yaitu mendengarkan lagu. Namun sekarang dia lebih suka menyendiri, gaya bicaranya kurang bersahabat seperti beberapa teman-temannya. Bagaimana cara agar saya dapat dekat dan berkomunikasi baik seperti dulu lagi?” Menurut Wahyu, sewajarnya di usia SMP anak cenderung lebih dekat dengan teman sebayanya. Alternatif agar orang tua tetap bisa dekat dengan anak yaitu orang tua harus mampu bersikap sebagai seorang teman, sahabat yang bagi anak.
Sedikit berbeda dengan penanya lainnya, Jubandi RT(50) menanyakan, “Bila orangtua, keluarga merupakan pembentuk karakter bagi anak, bagaimana cara membentuk karakter yang baik padahal ada lingkungan juga yang mempengaruhi?” Jawab Wahyu, “hendaknya orang tua menanamkan nilai-nilai positif sejak usia dini. Ketika anak tumbuh dan berkembang di usia remaja, berikan perhatian, kebebasan dan kepercayaan agar anak juga belajar untuk bertanggungjawab”.
Pertanyaan berikutnya dilontarkan oleh Junayah (RT51), “Bisakah kami diberikan contoh-contoh perilaku kenakalan remaja dalam bentuk film agar kami lebih bisa paham hal apa saja yang sering dilakukan oleh remaja saat ini yang mungkin tidak kami ketahui?” Jawab Pola, “baik bisa, ini sebagai masukan bagi kami untuk menyajikan film tentang kenakalan remaja”.
Syukur (RW13) menanyakan, ”Saat ini sering ada berita tentang terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh remaja. Bagaimana membangun sikap mental terkait dengan spiritual bagi remaja?” Menurut Wahyu, teladan dari orang tua sangat penting. Remaja cenderung lebih bisa menerima dan memahami contoh nyata daripada nasehat atau sekedar teori. Kondisi keluarga yang harmonis akan membentuk sikap mental yang kuat bagi remaja.
“Hendaknya keluarga dapat menjalankan fungsinya yakni dengan mencipatakan komunikasi yang afektif antar anggota keluarga, memberikan dukungan, perhatian dan kepedulian terhadap remaja serta memiliki kemampuan untuk mengontrol perilaku remaja agar tidak ke arah perilaku negatif melainkan mengarahkan remaja untuk meregulasi diri dalam proses perkembangannya dan membentuk menjadi individu yang memiliki daya juang”, tutup Wahyu.
Sosialisasi anti kekerasan kepada masyarakat gencar dilakukan oleh pemerintah kota Yogyakarta. Upaya nyata pencegahan dan mengurangi resiko berulangnya kejadian kekerasan yang melibatkan remaja didukung berbagai pihak baik tokoh masyarakat, pihak Kepolisian dan kalangan akademisi. Kegiatan yang telah terlaksana antara lain yaitu pelatihan anti kekerasan bagi orangtua dan anak di era milenial. Berlangsung di ruang pertemuan Kelurahan Ngampilan, jl. Purwodiningratan No 922, Kota Yogyakarta DIY, (2/11).
Ir. Edy Muhammad selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Yogyakarta pada membuka acara menjelaskan bahwa pemerintah tanggap terhadap kondisi kekerasan yang terjadi di tengah masyarakat. “Pelaporan, pengaduan kekerasan dapat dilakukan dengan telepon bebas pulsa. Tersedia pelayanan hukum dan psikologis bagi korban”, jelas Edy.
Polana Setiya Hati, S.SI, MM., selaku koordinator UPT Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A) Kota Yogyakarta menjelaskan agar penyampaian materi agar lebih tepat sasaran maka metode pelatihan anti kekerasan ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bagi orang tua dan remaja. “Bagi remaja diberikan pelatihan tentang pengendalian emosi agar para remaja lebih mampu mengelola emosinya”, ungkap Polana.
Materi tentang Refleksi kasus dan dampak hukum dipaparkan oleh Iptu. Kardiyana dari Polresta Yogyakarta. “Banyak remaja saat ini yang menggunakan narkoba sehingga perilaku berubah menjadi negatif. Dampak narkoba jauh lebih berbahaya dibandingkan miras”, jelas Kardiyana. Sedangkan materi bagi kelas remaja mengangkat tema tentang Remaja di era milenial dan strategi pengendalian emosi yang disampaikan oleh Ekan Suliandari, Psikolog.
Peserta yang hadir merupakan perwakilan dari para tokoh masyarakat setempat, RT, RW dan para orang tua yang memiliki putra-putri usia remaja. Antusiasme peserta dalam mengikuti acara ditunjukan dengan berbagai pertanyaan. Diungkapkan dalam sesi tanya jawab tentang materi Parenting di Era Milenial yang disampaikan oleh Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A. dosen Fakultas Psikologi UP45 Yogyakarta, “Pola komunikasi keluarga menjadi media pembelajaran bagi anak dan Orangtua bertanggungjawab atas pendidikan moral serta etika sebagai pembentuk karakter kepribadian anak”.
Pertanyaan lain datang dari Ibu Ririn (RW10), “Bagaimana cara agar cepet pinter menggunakan HP agar sebagai orang tua juga bisa mengawasi anak sehingga anak tidak menyalahgunakan HP?” Wahyu menjawab, “Silakan minta diajari oleh putra ibu. Jadikan belajar HP sebagai kesempatan untuk menjalin komunikasi dan kepercayaan yang baik dengan anak”.
Pertanyaan lain juga datang dari Ibu Lusi (RW05), “Bagaimana menyikapi anak yang sulit diatur dan mendampinginya sebagai seorang single parent”? Wahyu mengemukakan bahwa situasi anak yang dirasa sulit diatur bisa terjadi karena pola komunikasi yang kurang tepat. Biasakan anak untuk diajak berdialog, diskusi tentang berbagai hal. Kondisi single parent penting dijelaskan kepada anak agar anak mulai belajar tentang realita yang ada.
Ibu Irma dari RW09 menanyakan, “Bagaimana berkomunikasi dengan anak yang tertutup? Putri saya kelas 3 SMP”. “Komunikasi yang baik dapat terjadi bila ada kepercayaan dan kondisi yang tepat dari orangtua dan anak maka sebagai orangtua hendaknya siapkan waktu dan sikap untuk mendengarkan anak”, tutup Wahyu.
Acara ditutup dengan penandatanganan deklarasi anti kekerasan oleh seluruh peserta serta perwakilan tokoh masyarakat yang hadir. Adapun kutipan isi deklarasi yaitu Segenap warga masyarakat bersama-sama dengan pemerintah aparat penegak hukum di Kecamatan Ngampilan dengan sungguh-sungguh berkomitmen untuk lindungi dan selamatkan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan, menciptakan lingkungan yang ramah, mewujudkan pola asuh dengan penuh cinta, bertekad tidak takut melaporkan tindak kekerasan, menegakkan hukum, berjuang mewujudkan zero kekerasan menuju Yogyakarta Istimewa demi masa depan bangsa Indonesia yang gemilang.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Yogyakarta menyelenggarakan rangkaian program sosialisasi anti kekerasan terhadap anak. Kegiatan didukung oleh tokoh masyarakat, pihak Kepolisian dan Fakultas Psikologi UP45 Yogyakarta. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 2 minggu di berbagai lokasi Kelurahan Keparakan, Ngampilan, Sorosutan, Pakuncen. Sosialisasi hari pertama edukasi anti kekerasan bagi masyarakat dilaksanakan di Kelurahan Keparakan, Ndalem Pujokusuman pada Minggu, 27 Oktober 2019 dengan tema Parenting di Era Milenial dengan narasumber Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A. selaku dosen Fakultas Psikologi UP45. Kegiatan ini dihadiri camat, lurah, perwakilan RT, RW, para remaja dan orang tua.
Dra. Tyasning Handayani selaku Sekdin. DPMPPA Kota Yogyakarta mengemukakan kegiatan edukasi kekerasan kepada anak dan orang tua sangatlah penting dilakukan sebagai upaya meminimalisir resiko terjadinya kekerasan pada anak pada dalam pembukaan acara sosialisasi anti kekerasan. Agar lebih tepat sasaran dalam penyampaian materi maka panitia membagi acara ini dalam dua sesi yaitu orang tua dan anak-anak.
Pada sesi orang tua, Wahyu menjelaskan bahwa fenomena maraknya anak sebagai pelaku dan korban kekerasan di Kota Yogyakarta akhir-akhir ini kian meresahkan bagi masyarakat. Upaya pencegahan dan mengurangi resiko berulangnya kejadian serupa membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak. “Kasus kenakalan remaja di Yogyakarta semakin memprihatinkan karena mengarah pada tindakan melanggar hukum”, tambah Kardiyanto selaku narasumber dari Polsek Yogyakarta.
“Parenting merupakan saat untuk kita belajar menjadi orang tua yang lebih baik. Kita tidak cukup hanya mengetahui apa yang terjadi, tapi bagaimana kita dapat berperan mempersiapkan generasi yang mampu menjadi “pelaku” di era milenial tanpa menghilangkan peran pengasuhan dan cinta”, jelas Wahyu.
Wahyu mengemukakan bahwa tantangan dalam mendidik anak di era teknologi saat ini menjadi sangat dinamis. Parenting yang dilakukan oleh orang tua menjadi dasar bagi anak dalam membentuk kepribadiannya. Pola asuh mengacu pada sikap, ucapan, dan perilaku serta penampilan orang tua yang mengedepankan kesadaran dalam mengasuh buah hati mereka. Sikap yang perlu di kembangkan oleh orang tua antara lain tidak menunjukkan sikap negatif seperti marah, perilaku kasar terhadap anak, mengetahui kapan berhenti sejenak dari pada bereaksi, serta mendidik anak dilakukan dengan pengendalian emosi. Dalam kesempatan ini RM Ibnoe Titi Murhadi, putra dr GBPH Poedjokoesomo, (putra Sri Sultan Hamengkubuwono VIII) dan cucu Sri Sultan VIII turut hadir dan mengungkapkan bahwa Yogyakarta merupakan kota pendidikan dan hendaknya tetap mampu menjaga karakter yang berbudaya serta anti kekerasan.
Dra. Siti Darojati, M.Psi., selaku panitia mengungkapkan acara sosialisasi anti kekerasan sebagai reintegrasi kasus berupa edukasi kepada anak dan orang tua dalam rangka meminimalisir resiko terjadinya kekerasan pada anak yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A) Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan Dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Yogyakarta terlaksana dengan lancar disertai antusiasme dari peserta. “Peserta yang hadir menjadi lebih menyadari bahwa peristiwa kekerasan di kalangan anak serta remaja seharusnya tidak terjadi. Orang tua serta lingkungan masyarakat bertanggungjawab sepenuhnya dalam mendidik dan memberikan pendampingan yang lebih positif pada anak”, tutup Siti.
“Tingkatkan pengetahuan dalam bidang teknik, biologi dan kedokteran, dan tingkatkan kesehatan manusia melalui kegiatan lintas disiplin yang mengintegrasikan ilmu-ilmu teknik dengan ilmu-ilmu biomedis dan praktik klinis. Demikian tadi cuplikan dari apa yang disampaikan Prof.Dr.Ing.Azhar Zam dari Universitas Basel dalam pemaparannya saat memberi seminar di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, Indonesia.
Universitas Basel sendiri adalah salah satu Universitas tertua di Eropa, dan sebagai universitas tertua di Swiss (didirikan pada tahun 1469). Basel memiliki sejarah yang kaya dan menarik dalam pengajaran dan penelitian selama lebih dari 550 tahun. Universitas ini memiliki 7 fakultas dengan 374 profesor dan memiliki 12.873 siswa serta mahasiswa doktor di mana 55,1 persen adalah perempuan.
Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh tanggal 28 Oktober 2019, Fakultas Teknik, Program studi Teknologi Informasi dan Teknik Industri Universitas Proklamasi Yogyakarta (UP45) The University of Petroleum menggelar Seminar berjudul “Advanced Robotics and Optical Technology in Surgery“. Acara yang diinsiasi oleh Kantor Urusan Internasional ini melibatkan Buddies UP45 yang berasal dari HMTech (Himpunan Mahasiswa Teknologi Informasi), dan HMTI (Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri). Dalam sambutannya Ketua Panitia Tariq El Fathi Al Amin, “berterimakasih atas kehadiran Rektor UP45 dalam hal ini diwakili wakil rektor, pimpinan fakultas dan program studi, dosen, karyawan, mahasiswa. Selain itu berterimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada narasumber .Dr.Ing.Azhar Zam dari Universitas Basel yang sudah berkenan untuk hadir dan memberikan materi. Selanjutnya Direktur Kantor Urusan Internasional UP45 Rr.Putri Ana Nurani,SS,MM dalam sambutannya mewakili Wakil Rektor III Bidang Kerjasama dan Pemasaran Muhamad Ali Sukrajap, SE, MBA mengatakan bahwa acara yang digelar pada hari Senin, 21 Oktober 2019 pukul 09.30-12.00wib ini,merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk membangun kerjasama dengan mitra organisasi atau universitas lain baik dari dalam maupun luar negeri. Menariknya kali ini KUI UP45 menggandeng Buddies UP45 yang notabene masih duduk di Semester 1 untuk menyelenggarakan kegiatan.
Seminar UP45 yang menghadirkan narasumber Prof.Dr.Ing. Azhar Zam, Assistant Professor, Department of Biomedical Engineering Faculty of Medicine University of Basel, Switzerland, Head of Biomedical Laser and Optics Group (BLOG), bertempat di Gedung Sukarno A 101-103, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, Jl. Proklamasi No 1 Babarsari Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta, Indonesia. Dipandu oleh moderator Andre Prasetya Nugroho, S.Si, M. Sc.
Diaspora Ristekdikti Prof.Dr. ing. Azhar Zam dari University of Basel Switzerland, menguraikan secara lengkap bagaimana Perkembangan serta Penggunaan Teknologi Medical Laser dan Optics. Dalam seminarnya Azhar mengatakan saat ini penggunaan teknologi Laser dan Optics sudah sangat berkembang di dunia medis khususnya di luar negeri. Hal ini dikarenakan tingkat efesiensi dan kepraktisan dalam penggunaan teknologi tersebut yang sangat membantu tenaga medis dan mempersingkat waktu pemulihaan pasien. Indonesia dapat mengimplementasikan teknologi kesehatan terkait Laser dan Optics, karena akan sangat membantu masyarakat khususnya membuat lebih efisien serta mempersingkat waktu.
Prof Azhar menambahkan “Teknologi laser dan optic ini sangatlah membantu kita didunia medis, selain mempermudah pekerjaan Tenaga medis, teknologi ini mampu mempersingkat pasien untuk pemulihan. Hal ini dikarenakan dalam teknik laser dan optic tidak membutuhkan teknik pembedahaan konvensional”. Akses terhadap teknologi ini tergantung kebijakan dari Rumah Sakit di Indonesia. Diharapkan kedepan peneliti dan akademisi di Indonesia diharapkan dapat mengembangkan Teknologi Medical Laser dan Optics sebagai salah satu alternatif dalam metode medis khususnya di bidang Surgery (Operasi), dapat mengimplementasikan teknologi kesehatan terkait Laser dan Optics, karena akan sangat membantu masyarakat khususnya membuat lebih efisien serta mempersingkat waktu. Selain para pimpinan fakultas,pimpinan program studi, kepala unit, dosen, karyawan, mahasiswa, turut hadir pula perwakilan dari berbagai universitas seperti Universitas Islam Indonesia, Universitas PGRI, Universitas Atmajaya. Dalam kegiatan tersebut sekaligus dilakukan Launching Perdana Program studi Teknologi Informasi dan Teknik Industri Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Dalam sambutannya Kaprodi Teknologi Informasi Muchamad Malik, ST, M.Sc, M.Eng menyampaikan tentang visi misi program studi sekaligus bagaimana kiprah dari mahasiswa berprestasi di tingkat regional maupun nasional. Bukan itu saja melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa pada khususnya mendapatkan contoh atau teladan terbaik sosok pemuda diaspora yang mampu berkiprah di kancah internasional. Antusiasme peserta luar biasa, terbukti banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan berbobot. Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Rektor I Syamsul Maarif, ST, M.Eng, Kaprodi Teknik Industri Enda Apriyani, ST, M.Eng, Ass.Warek III Febriyanti Ginting, S.Pd, M.Sc, Lukman Hakim, S.Kom, MT. Acara seminar ini didukung oleh Mama Mart dan Panin Dai ichi life.
Kamis, tanggal 24 Oktober 2019 Universitas Proklamasi mendapat kunjungan dari Bupati Mamberamo Raya, yaitu Bapak Dorinus Dasinapa, Aks, S.Sos. beserta staff dan jajarannya. Kabupaten Mamberamo Raya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Papua, daerah Indonesia Timur yang sangat potensial dan kaya akan ke-eksotisan pemandangan maupun kekayaan sumber daya alamnya. Kunjungan ini adalah suatu bentuk untuk menjalin silaturahmi antara Pemerintah Daerah Mamberamo dan Pemerintah D.I. Yogyakarta khususnya Kabupaten Sleman yang diwadahi oleh Universitas Proklamasi 45 sebagai perguruan tinggi yang mempunyai jumlah mahasiswa asal Papua terbesar (sekira 30 – 40 %) di Yogyakarta.
Acara kunjungan ini dikemas dalam bentuk workshop, temu wicara, dan sharing visi-misi mengenai usaha-usaha dalam pembangunan daerah unggulan dengan melibatkan mahasiswa sebagai upaya menyiapkan generasi SDM berkarakter pejuang. Antara PEMDA Sleman, DPRD D.I. Yogyakarta, dan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Secara khusus, workshop tersebut bertujuan untuk membangun kapasitas (Capacity Building) antara pelaku usaha, akademisi, dan para mahasiswa untuk menyiapkan kualitas diri dengan pengetahuan soft skill yang mumpuni agar setelah menyelesaikan studinya dan kembali ke daerah akan menjadi ambassador (agen perubahan) di lingkungan keluarga, daerah, bangsa dan negara, serta ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan daerah yang disesuaikan dengan bidang dan keahliannya.
Workshop dimulai pada pukul 08.00 WIB bertempat di ruang seminar UP45. Sambutan dan ucapan selamat datang dari rektor UP45 Bapak Ir Bambang Irjanto, MBA, disusul sambutan dari PEMDA Sleman sekaligus Sesi inspirasi dan motivasi mengenai karir dipemerintahan, kiat – kiat keberhasilan dalam menempuh studi, meniti karir, baik sebagai karyawan swasta, maupun sebagai pegawai pemerintah. Bupati Mamberamo, Bapak Dorinus Dasinapa memberikan dukungan moril dan materiil bagi warga Papua yag ada di D.I. Yogyakarta umumnya, serta mahasiswa Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dari Mamberamo secara khusus, sebagai inisiasi mahasiswa di Yogyakarta yang berfokus pada pembangunan kapasitas individu maupun komunitas untuk membangun daerah asal. Acara workshop ditutup dengan penandatanganan MoU dan esi foto bersama. Secara keseluruhan acara ini berlangsung meriah terlihat dari antusias mahasiswa terutama yang berasal dari Indonesia Timur.
Tim Universitas Proklamasi 45 (UP45) Yogyakarta yang diketuai oleh Aisyah Indah Irmaya dengan anggota Enda Apriani dan Lia Yunita melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui Program Penerapan Teknologi Tepat Guna (PPTTG) yang dibiayai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan judul “Inovasi Teknologi Mesin Pembuat Pempek Lenjer Pada Industri Kecil Dan Menengah Di Kota Palembang”.
Pada pengabdian kali ini, Tim dari UP45 Yogyakarta memberikan mesin pengolah pempek kepada para pelaku IKM kuliner pempek di Kota Palembang. Dalam kegiatan Serah Terima Dan Pelatihan Program Penerapan Teknologi Tepat Guna Kepada Masyarakat yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 Oktober 2019 di Plaju, Palembang, tim UP45 Yogyakarta menyerahkan 6 unit mesin berkapasitas 30 kg yang terdiri dari 2 unit mesin penggiling daging sekaligus mesin pembentuk pempek lenjer, 2 unit mesin pembuat adonan dan 2 unit mesin pemipih adonan. Peralatan mesin tersebut diterima oleh kedua mitra IKM, yakni Ibu Juntiana (Juni Snack) dan Ibu Nani (Bunda Salsa Food) saat acara berlangsung.
Ketua Tim PPTTG Aisyah menceritakan bahwa kondisi kedua mitra dimana keberadaannya sangat potensial sekali, namun dalam produksinya belum optimal. Kendala yang dihadapi kedua mitra tersebut adalah bagaimana caranya meningkatkan kapasitas produksi dari pempek jualan mereka.
“Mesin inovasi pengolah pempek lenjer ini mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di IKM mitranya yang bergerak dalam bidang kuliner, khususnya pempek dalam hal peningkatan kapasitas produksi melalui teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan kebutuhan mitra. Mesin ini bisa mempercepat proses penggilingan ikan yang menjadi bahan dasar pembuatan pempek, membuat adonan dan memipih adonan. Dengan adanya mesin ini maka akan dapat mempercepat proses pembuatan pempek, khususnya pempek lenjer yang terkadang ukurannya masih tidak sama antara pempek satu dengan yang lainnya”, kata Aisyah.
Dalam kegiatan serah terima mesin dan pelatihan ini, turut pula dihadiri oleh H. Mustafa Kamal, S.S., Anggota Komisi X DPR RI. Dalam Sambutannya, Mustafa mengapresiasi kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh UP45 Yogyakarta. “Kegiatan ini memberikan hal positif dalam pengembangan IKM kuliner khas Palembang, khususnya pempek,” ungkapnya. Mustafa menambahkan adanya kolaborasi dan sinergi antara perguruan tinggi dan IKM mendorong percepatan perekonomian dalam hal penerapan teknologi tepat guna khususnya untuk meningkatkan kapasitas produksi IKM. Beliau berpesan kepada kedua mitra agar quality control dari produksi pempek yang dihasilkan tetap terjaga.
Menurut salah satu mitranya, yakni Juntiana mengatakan bahwa selaku mitra IKM pada pengabdian kali ini mendapatkan manfaat secara langsung dari kegiatan ini. “Kami sangat terbantu, mesinnya cukup praktis sesuai kebutuhan. Cara mengoperasikannya sangat mudah, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi kami dari hari-hari biasanya. Untuk ukuran pempek lenjer dapat dibuat seragam. Berbeda jika pembuatannya dengan manual, tentunya ukuran pempek bisa berbeda satu sama lainnya”, ungkap Juntiana.
“Mesin ini berkapasitas cukup besar, efisien secara waktu, sehingga sangat membantu kami dalam berproduksi karena keterbatasan tenaga kerja yang kami miliki,” tambah Nani, mitra IKM lainnya. “Terima kasih kepada UP45 Yogyakarta dan Kemeristekdikti serta dukungan dari DPR RI untuk pengembangan IKM di Kota Palembang khususnya Kuliner Pempek”, tutup Juntiana dan Nani.
Hadirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan berjuta harapan namun juga beribu masalah. Namun, perubahan yang sangat cepat ini sesungguhnya belum diikuti dengan perubahan atau perbaikan kapasitas desa dan partisipasi masyarakat. Masa lalu, proses sosial politik (32 tahun orde baru) tidaklah mewariskan ketrampilan membangun prakarsa-mengaktualisasikan aspirasi atau ketrampilan berpartisipasi. Justru, sebaliknya telah mewariskan suatu apatisme politik yaitu suatu sikap menunggu dan sikap yang mengandalkan petunjuk dari atas.
Sebuah pengembangan pembelajaran bersama untuk menumbuhkan kemandirian untuk saling berbagai informasi bagi desa dan masyarakatnya diinisiasi melalui intansi pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Bina Tata Pemerintahan Desa Kementrian Dalam Negeri melalui Balai Pemerintahan Desa di Yogyakarta dengan Perguruan Tinggi dalam hal ini Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta melalui Pusat Studi Kebijakan, Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat (PSKPPM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta mengembangkan program Pelatihan Aparatur dan Kelembagaan Desa Berbasis Teknologi Informasi (Pelatihan Online).
Hal tersebut berdasarkan bahwa fakta begitu dinamisnya regulasi tentang desa khususnya tata kelola desa ternyata tidak dibarengi dengan fasilitasi peningkatan kapasitas aparatur dan kelembagaan desa yang memadai. Persoalan tersebut dikarenakan sumber daya pemerintah untuk program peningkatan kapasitas desa yang dilakukan secara tatap muka (Diklat offline) tersebut sangatlah terbatas. Selain itu, dengan jumlah desa yang begitu besar (74 ribuan desa) tersebar dipelosok nusantara. Perkembangan teknologi informasi dipandang strategis sebagai jalan untuk media pembelajaran dalam meningkatkan kapasitas desa khususnya aparatur desa.
Untuk itu, perlu dilakukan usaha tersebut diatas sesegera mungkin. Pembukaan Pelatihan Peningkatan Aparatur dan Kelembagaan Desa Berbasis Teknologi Informasi (Online) angkatan 1 akan diselenggarakan besok pada Sabtu, 21 Oktober 2019 di Balai Pemerintahan Desa Kementrian Dalam Negeri RI Yogyakarta. Kegiatan yang akan dirangkai dengan Seminar ini akan diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai kalangan antara lain aparatur pemerintahan desa, kelembagaan desa, akademisi, mahasiswa, organisasi non pemerintah dengan menghadirkan nara sumber antara lain Direktur Jendral Tata Bina Pemerintahan Desa Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia dan Kepala Divisi Formalitas Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas Kementrian ESDM RI (Drs. Didik Setyadi, MH).
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas desa khususnya aparatur desa secara lebih akuntabel karena dilatih dari instruktur Balai Pemerintahan Desa Kemendagri dan akademisi Perguruan Tinggi, lebih mudah dan efesien karena mengunakan teknologi informasi dan materi setiap saat dapat dipelajari secara berulang oleh seluruh aparatur desa sebagai peserta dan materi yang bersifat solutif – menjawab berbagai persoalan yang dihadapi desa.