Psikologi UP45: Alat Permainan Edukatif Berbasis Tradisional Dan Limbah
Alat permainan edukatif bagi anak merupakan alat main yang dapat menstimulasi panca indra dan kecerdasan anak. Disadari akan pentingnya keterampilan dalam merancang dan mengaplikasikan alat permainan edukatif (APE) untuk dikuasai oleh para pendidik Anak Usia Dini maka diselenggarakan workshop tentang alat permainan edukatif berbahan limbah bagi pendidik PAUD pada 18 September 2019 di gedung UPT Kecamatan Tempel. Acara ini dibuka oleh perwakilan HIMPAUDI Tempel, Nurhayati. Kegiatan ini terselenggara karena kerjasama antara Fakultas Psikologi UP45 dan Sekolah Citaloka Yogyakarta. Peserta merupakan Pendidik Anak Usia Dini Kecamatan Tempel, Sleman Yogyakarta. Setelah membuka acara ini, Nurhayati mengajak para peserta melakukan gerak dan lagu yang dipimpin oleh tim Citaloka sebagai penyemangat dalam mengikuti acara.
Dr. Arundati Shinta, MA, salah satu narasumber memberikan contoh barang-barang yang dihasilkan dari pengelolaan limbah. Barang-barang tersebut berupa tas, dompet, kotak pensil yang terbuat dari ragam bungkus atau kemasan. “Upaya nyata dalam menjaga kebersihan lingkungan dapat kita lakukan pula melalui pengembangan kreativitas untuk mengolah limbah menjadi barang yang berguna bahkan dapat kita jual dengan harga yang menarik”, kata Shinta yang juga dosen pengajar mata kuliah Inovasi dan Psikologi Lingkungan di Fakultas Psikologi UP45 Yogyakarta.
Dalam kegiatan ini para peserta workshop diwajibkan untuk membawa limbah yang mudah didapat di rumah masing-masing. Materi yang disampaikan diantaranya yaitu pengertian APE, syarat APE yang baik, manfaat APE, keuntungan APE limbah dan peserta diajak mengkaji video tentang sampah di salah satu TPS Yogyakarta. Peserta dibagi mejadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok mampu menghasilkan APE bertema permainan boy-boyan, memancing ikan, kuda lumping dan alat musik, dakon, serta buku lempar tebak. Kesemua kelompok mengerjakan worksheet dan selanjutnya mempresentasikannya.
Yudha Andri Riyanto, S.Psi., sebagai Fasilitator mengatakan, ”Alat permainan edukatif dapat berupa apa saja yang ada di sekeliling kita misalnya kardus, botol, gelas, sendok plastik, tutup panci, kertas koran, dan lain-lain. Prinsip dasar dalam pemanfaatan APE yaitu alat-alat tersebut dibuat sendiri dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi serta bahan-bahan yang mudah didapat disekitar kita”.
“Alat Permainan Edukatif merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukatif dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak. APE dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar, murah dan dari bahan bekas atau sisa. APE dirancang dengan memperhatikan tingkat keselamatan anak, aman, berarti tidak mengandung unsur yang membahayakan anak misalnya tajam, beracun dan lain-lain”, tambah Andri.
Fx. Wahyu Widiantoro MA, selaku narasumber menjelaskan bahwa usia dini menjadi masa yang paling menentukan dalam proses perkembangan anak. “Usia pra sekolah merupakan masa yang tepat bagi para pendidik untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosi, seni, moral, dan konsep diri agar berbagai potensi yang ada dalam diri anak dapat terstimulasi dengan optimal. Kegiatan atau permainan yang menyenangkan juga akan meningkatkan aktivitas sel otak dan keaktifan sel otak akan membantu proses pembelajaran anak”, tutup Wahyu.