Dies Natalis: Unity in Harmony
Kamis, (17/08/2023) Universitas Proklamasi 45 menyelenggarakan rangkaian acara Dies Natalis UP45 ke-59 dan HUT Republik Indonesia ke-78 dengan tema “Unity in Harmoy”. Rangkaian acara dimulai dengan upacara bendera yang dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB di halaman Universitas Proklamasi 45. Upacara dihadiri oleh seluruh civitas akademika Universitas Proklamasi 45 dengan pembina upacara Dr. Benedictus Renny See, S.H., S.E., selaku Rekor Universitas Proklamasi 45.
Rangkaian acara Dies Natalis dilanjutkan pada pukul 15.00 WIB. Acara berlangsung sangat meriah dengan berbagai penampilan seperti Drumband dari Banser NU Berbah Kab. Sleman, Ikatan Alumni Madrasah Aliyah Raudlatul Ulum (IKAMARU), perwakilan setiap fakultas, UKM Taekwondo dan Seni, Barongsai Naga Api Yogyakarta, Paduan Suara SD Marsudirini Yogyakarta dan SMA N 10 Yogyakarta.
Acara ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh Yayasan Univeritas Proklamasi 45 diwakili oleh Ari Merianto dan Dr. Benedictus Renny See, S.H., S.E., selaku Rektor Univeritas Proklamasi 45. Potongan tumpeng dibagikan kepada dosen dan karyawan dengan masa kerja terlama di Universitas Proklamasi 45, yaitu Drs. Jemadi, M.M., Drs. Bambang Sugeng, M.M., dan Narohadi, S.Pd., dan juga kepada rektor dan para wakil rektor.
Dr. Benedictus Renny See, S.H., S.E., selaku Rektor Univeritas Proklamasi 45 menyampaikan, “Saya sangat apresiasi sekali. Tema kita Unity in Harmony, suatu keharmonisan di dalam suatu kesatuan. Pesan moral kepada internal kita, dan juga masyarakat. Ada suatu sumbangan pemikiran dari dunia pendidikan. Bahwa kita ini adalah suatu bangsa yang besar. Terdiri dari berbagai suku, ras, agama, tetapi kita bisa bertahan selama 78 tahun sebagai suatu bangsa itu bukan semata-mata kehebatan kita, tapi memang kita merasa bahwa kita adalah satu bangsa yang mempunyai sejarah yang panjang dan Tuhan memberkati kita sehingga sampai saat ini kita masih bersatu. Harapan kita semoga semangat ini tetap terjaga sebagai suatu negara bisa sampai ratusan tahun, supaya masing-masing disadarkan, dan inilah kontribusi dunia pendidikan, melalui mahasiswa dosen menyadarkan masyarakat. Kita berbeda-beda tetapi dengan suatu perbedaan itu adalah suatu kekuatan dan kesatuan”, tutur Benedictus.