Kuliah Sebelum Ujian Tengah Semester
12 September 2016 – 29 Oktober 2016
Berita terkini
12 September 2016 – 29 Oktober 2016
Dilaksanakan Mulai 8 – 10 September 2016
Dimulai Pukul 15,00 WIB di Ruang Seminar, Gedung Soekarno
Energy Management and Governance Institute Universitas Proklamasi 45 (EMGI) pada Rabu, 31 Agustus 2016 melakukan kegiatan bedah buku Dialog Tanya Jawab Migas. Buku Dialog Tanya Jawab Migas karya Dr. A. Rinto P. ini dikupas oleh Febriyanti Angelia Ginting, S.Pd., M.Sc. dan Amin Nurohmah , S.Pd., M.Sc. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta mempublikasikan diri sebagai ikon calon dosen muda energi dari Universitas Proklamasi 45. Hal ini sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki oleh Universitas Proklamasi 45. Kegiatan bedah buku ini dilaksanakan secara rutin 2 kali dalam sebulan.
Migas bukanlah hal yang baru, tetapi banyak kalangan mahasiswa dan masyarakat yang belum memahaminya dan seringkali salah paham. Ketika mendengar kata migas, banyak mahasiswa non teknik yang menolak untuk membahasnya karena yang terbayang dalam pikiran adalah perhitungan panjang pipa gas, unsur-unsur kimia pembentuknya dan sebagainya. Padahal ketika berbicara tentang migas, orang-orang non teknik memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan dengan orang-orang teknik.
Buku Dialog Tanya Jawab Migas menceritakan bagaimana migas terbentuk, seberapa besar potensi dan cadangan migas di Indonesia, pengelolaannya baik itu eksplorasi dan eksploitasi, wilayah kerja (WK) migas dan pembagiannya. Selain itu konsep bagi hasil antara pemerintah dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas, pengembangan dan dampaknya di Indonesia, pajak migas, hukum yang dipakai untuk melindungi sumberdaya migas dan kesejahteraan masyarakat disekitar industri migas serta resiko yang ditanggung pemerintah dan KKKS pun turut dikupas secara tuntas. Buku ini juga menjawab ketakutan-ketakutan masyarakat akan isu habisnya minyak di Indonesia. (FAG)
Setelah melaksanakan rapat program kerja tahunan periode September 2016 – agustus 2017 selama 2 hari (18-19/08/2016) di ruang seminar UP45, maka pada tanggal 20 Agustus 2016 di laksanakan kegiatan Family Gathering karyawan dan dosen sebagai penutup dari kegiatan rapat program kerja ini sekaligus sebagai kegiatan refresing.
Kegiatan ini bertujuan untuk lebih meningkatkan keakraban antar karyawan dan dosen, meningkatkan semangat kerja agar target yang ditetapkan dapat tercapai. Kegiatan Family Gathering ini dilaksanakan pada 2 tempat yaitu Wisata Goa Pindul dan Pantai Sandranan yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Peserta yang hadir dan mengikuti kegiatan ini berjumlah kurang lebih 65 orang, dengan mengendarai 2 Bus ke tempat tujuan, tempat yang pertama dikunjungi yaitu tempat wisata Goa Pindul. Goa Pindul adalah obyek wisata alam susur goa bawah tanah, dengan aliran sungai di sepanjang lorong dan merupakan salah satu tempat wisata dengan kategori minat khusus di Jogja. Sebelum menikmati wisata ini kami melakukan foto bersama di depan lokasi tempat wisata ini.
Cara menikmati obyek wisata ini adalah menyusurinya dengan peralatan khusus yaitu dengan menggunakan ban dalam besar (tube) dan jaket pelampung, atau biasa disebut dengan nama Cave Tubing Pindul. Ban besar (tubing) tersebut sudah di modifikasi atau diberi pengait berupa tali menyilang di tengah berfungsi sebagai tempat duduk di atas air. Terlihat kegembiraan dari masing-masing peserta yang dibagi tiap kelompok sebanyak 10 orang.
Setelah menikmati wisata ini tiba pada waktu makan siang, di salah satu pondokan tempat wisata ini kami melakukan doa bersama serta pemotongan Tumpeng yang dilakukan oleh Bpk. Ir. Bambang Irjanto.,MBA selaku Ketua Yayasan, memperingati Hari kemerdekaan RI yang ke 71 tahun dan hari ulang tahun Universitas Proklamasi 45 yang ke 51 tahun disambut dengan tepuk tangan meriah dari semua karyawan dan dosen.
Perjalanan tempat wisata kedua yaitu pantai Sandranan yang berlokasi di Dusun Pulegundes II, Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus, Gunung Kidul Jogja. Berbeda dengan tempat wisata sebelumnya, disini para peserta bisa menikmati hidangan laut khas desa ini, bersantai menikmati indahnya lautan dan gulungan ombak dan tentu saja kita dapat bermain air sambil mencoba snorkeling dan mengenal lebih dekat lagi kehidupan yang beraneka ragam di dalamnya. Tak terasa waktu telah selesai dan para peserta family gathering UP45 kembali dan tiba ke kampus pada pukul 20.00 WIB. (G.S)
Pelayan Mulai 08.00 – 16.00 WIB
Pelayanan Mulai 08.00 – 16.00 WIB
Acara ini dilaksanakan 18 – 19 agustus 2016, mulai 08.00 – 16.00 WIB
BERANI MELAWAN EJEKAN DEMI TERGALINYA POTENSI DIRI
ISR atau Individual Social Responsibility adalah suatu kegiatan sosial atau kegiatan suka rela (voluntarily) yang diprakarsai oleh individu untuk perbaikan suatu lingkungan. Berbeda dengan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) yang dilakukan atas nama organisasi, kegiatan ISR benar-benar dilakukan berdasarkan ide individu atau sekelompok orang. Contoh kegiatan ISR antara lain menjadi nasabah bank sampah di kampung, memberi kursus singkat pada anak jalanan, membersihkan sungai di kota, dan sebagainya. Kegiatan ISR yang paling terkenal adalah donor darah.
Apa tujuan kegiatan ISR? Apakah seseorang yang melakukannya akan mendapatkan uang atau penghargaan? Tujuan kegiatan ISR ada dua yaitu
Kegiatan ISR yang dilakukan dosen Psikologi UP45 kali ini adalah membersihkan dinding di dekat parkir sepeda motor mahasiswa / dosen / karyawan UP45. Biasanya, dinding tersebut terlihat rimbun karena ada banyak semak yang tumbuh menempel di dinding. Semak-semak dan lumut tumbuh subur di dinding tersebut karena dinding tersebut lembab. Agaknya di sebalik dinding ada ruangan yang digunakan sebagai kamar mandi atau dapur. Air banyak digunakan pada ruangan tersebut. Dinding tersebut lembab karena dindingnya hanya berupa tumpukan batu bata saja. Dinding secara keseluruhan tidak dilapisi dengan semen, sehingga dari sela-sela batu bata tumbuh lumut serta semak-semak.
Kegiatan bersih-bersih dinding ini dilakukan selain untuk kebersihan lingkungan, juga untuk menyambut tahun ajaran baru 2016/2017. Apabila lingkungan menjadi bersih, maka situasi kerja dan situasi belajar menjadi lebih menyenangkan. Situasi yang bersih dan menyenangkan dapat menjadi magnit bagi calon mahasiswa baru di UP45. Apabila semua mahasiswa, dosen dan karyawan UP45 melakukan ISR semacam ini, maka niscaya UP45 akan maju dengan cepat. Hal ini karena kegiatan ISR pada hakekatnya adalah pancaran kepedulian individu pada lingkungan sosial. Kepedulian sosial yang tinggi dapat menjadi semacam brand atau merek unggul bagi organisasi (Benabau & Tirole, 2010).
Apa saja tantangan bagi kegiatan ISR ini? Tantangan yang paling keras mungkin muncul justru dari masyarakat. Di Indonesia, melakukan kegiatan sosial secara mandiri adalah perilaku yang sangat asing. Masyarakat Indonesia lebih terkenal dengan kegiatan sosial yang dilakukan bersama-sama dan sering disebut dengan istilah gotong royong. Hal ini karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan budaya kolektif yang kental. Jadi, bersama-sama membersihkan sungai kotor adalah suatu hal yang wajar. Sebaliknya, membersihkan sungai kotor secara mandiri adalah aneh, dan mungkin saja justru dicurigai. Individu pelaku ISR mungkin saja mendapatkan ejekan, meskipun melakukan kebaikan secara nyata.
Tantangan kegiatan ISR selanjutnya adalah dari pihak yang seharusnya bertanggung jawab terhadap objek kegiatan ISR itu. Bila ada individu membersihkan dinding parkiran organisasi dengan suka rela, maka petugas kebersihan organisasi mungkin akan tersinggung. Kegiatan membersihkan dinding itu seolah-olah mengiklankan pada masyarakat bahwa petugas kebersihan organisasi tidak bekerja dan menelantarkan tugas-tugasnya. Dampaknya, petugas kebersihan akan dipersepsikan makan gaji buta (menerima uang gaji tetapi tidak bekerja sesuai deskripsi kerjanya). Petugas kebersihan mungkin saja akan mendapat teguran keras dari pimpinan organisasi, atau sanksi lainnya yang mengerikan.
Sekali lagi perlu ditekankan, bahwa kegiatan ISR yang dilakukan oleh dosen Psikologi UP45 yaitu dengan membersihkan dinding parkiran adalah tidak untuk memalukan petugas kebersihan yang ada. Kegiatan ISR juga tidak untuk menonjolkan diri demi mendapatkan penghargaan luas. Kegiatan membersihkan dinding ini dilakukan dengan suka cita dan suka rela, demi tergalinya potensi diri. Lingkungan yang ada di UP45 adalah kesempatan emas untuk melakukan kegiatan penggalian potensi diri, perubahan sosial, dan perubahan perilaku (Network for Business Sustainability, 2013; Shinta, Yudhawati & Boronnia, 2015). Kesempatan seperti inilah yang jarang dilihat oleh para mahasiswa, dosen, dan karyawan UP45.
Pada umumnya, mahasiswa hanya datang ke UP45 hanya untuk belajar secara kognitif saja. Dosen dan karyawan datang ke UP45 untuk berkarya dalam bidang pendidikan. Satu hal yang sering terlupakan yaitu pendidikan untuk memunculkan perilaku secara nyata. Kesempatan untuk belajar perilaku secara nyata telah tersedia dengan luas di UP45. Belajar berperilaku nyata di masyarakat mungkin saja dampaknya besar (misalnya diusir oleh masyarakat karena dianggap menganggu, dicurigai dan ditolak oleh pemangku kepentingan). Situasi yang ada di UP45 tidak perlu disesali atau dikutuk, tetapi justru disyukuri. Perilaku syukur inilah yang akan menimbulkan berbagai kreativitas sehingga potensi diri tergali dengan mudah.
Potensi diri apa saja yang tergali melalui kegiatan membersihkan dinding parkiran ini? Potensi diri yang jelas tergali adalah mental bertambah kuat. Hal ini karena individu mengalami berbagai ejekan dan cercaan baik dari mahasiswa, dosen, karyawan, maupun dari pimpinan yang merasa tersinggung. Latihan menghadapi cercaan ini adalah kesempatan langka dan berharga. Harapannya, mental yang tangguh ini kelak akan menjadi benteng yang kuat ketika individu harus terjun menjadi pemimpin masyarakat luas.
Potensi diri selanjutnya yang tergali dari kegiatan ISR ini adalah semakin terasahnya kepedulian sosial. Sekarang ini sulit mendapatkan kesempatan untuk mengasah kepedulian sosial. Saya sangat beruntung mendapatkan kesempatan emas untuk melakukan ISR dengan lebih aman. Di Singapura, kesempatan emas untuk mengasah kepedulian sosial adalah minim, karena sistem di negara tersebut sudah berjalan dengan tertib. Segala eksperimen justru mungkin saja didenda, sehingga Singapura terkenal dengan julukan fine (denda) city.
Semoga dengan kegiatan ISR ini, UP45 khususnya Fakultas Psikologi bertambah maju dan bertambah banyak mahasiswanya. Kesediaan melakukan kegiatan ISR bisa menjadi brand atau merek unggul bagi mahasiswa, dosen, dan karyawan UP45. Kegiatan ISR inijustru dapat menjadi pembeda dengan universitas lainnya. (A.S)