Baru Sekarang Dana Migas Mengalir ke Bank Dalam Negeri
<div class="dtlnews" id="contentx" style="box-sizing: border-box; margin-top: 0px; font-family: ProximaNova-Light; font-size: 17px; line-height: 24.2857px;">
<p style="text-align: justify;"><strong>JAKARTA</strong> - Dana minyak dan gas (migas) baru beberapa tahun belakangan mengalir ke bank dalam negeri dan dikelola sebagai dana pihak ketiga (DPK).</p>
<p style="text-align: justify;">Namun sayangnya, dana migas baru dikelola bank dalam negeri ketika sumber daya alam (SDA) migas sudah perlahan menipis. Sehingga, menghasilkan nilai aset yang sangat kecil.</p>
<p style="text-align: justify;">"Baru sekarang itu dana migas masuk ke bank dikelola DPK ketika migas sudah habis. Jadi kecil sekali," ujar aktivis Aliansi Kebangsaan, Dawam Rahardjo di Jakarta, Jumat (11/12/2015).</p>
<p style="text-align: justify;">Padahal, lanjut dia, pada masa lalu, dana migas mengalir ke bank-bank asing. Bahkan, saham-saham dari pengelola sumber daya alam (SDA) Indonesia harganya naik dan laku keras di bursa internasional. Sehingga, tidak memberikan pendapatan bagi negara Indonesia.</p>
<p style="text-align: justify;">"Tapi hasilnya tidak masuk ke sini, tapi ke negara lain seperti London, Amsterdam dan lainnya. Jadi, saham itu larinya semua ke luar negeri. Maka tidak memberikan income," terangnya.</p>
<p style="text-align: justify;">Dia mencontohkan, hanya salah satu industri dalam negeri bernama Bosowa Corporindo yang memberikan efek positif bagi Indonesia. Hasil tambang yang merupakan salah satu lini bisnis Bosowa Corporindo ditanamkan di perkebunan sehingga menghasilkan suatu aset tetap.</p>
<p style="text-align: justify;">Dengan hasil aset tetap tersebutlah Bosowa Corporindo mampu membeli dan menambah porsi kepemilikan saham PT Bank Bukopin Tbk (BBKP).</p>
<p style="text-align: justify;">"Kemudian dipakai dimasukkan ke bank, untuk membeli saham Bukopin. Sekarang hampir 30 persen dikuasai Bosowa," pungkasnya.</p>
<p style="text-align: justify;">Sekadar informasi, porsi kepemilikan saham yang paling dominan saat ini masih dipegang Kopelindo sebesar 25,66 persen, Bosowa Corporindo sebesar 22,42 persen, pemerintah Republik Indonesia (RI) sebesar 11,43 persen dan publik sebesar 40,49 persen.</p>
<p style="text-align: justify;">Sumber: http://economy.okezone.com</p>
</div>