RI Dinilai Gagal Total Kelola Sumber Daya
<p style="text-align: justify;"><strong>JAKARTA</strong> - Negara Indonesia dinilai gagal total dalam mengelola sumber daya alam (SDA) yang dimiliki, terutama sektor pertambangan dan minyak & gas bumi (migas). Pasalnya, pengelolaan SDA sama sekali tidak memberikan pendapatan serta multiplier effect bagi masyarakat.</p>
<p style="text-align: justify;">Atas dasar hal tersebut, Aktivis Aliansi Kebangsaan Dawam Rahardjo mengusulkan adanya audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) guna mengaudit ke mana saja mengalirnya dana tersebut selama ini.</p>
<p style="text-align: justify;">"Negara gagal total dalam kelola SDA. Saya usulkan ada audit oleh BPK. Ke mana saja aliran dana selama ini? Apakah menimbulkan multiplier effect, atau apakah melalui migas kemudian apakah ada smelter atau refinery?," ujarnya di Jakarta, Jumat (11/12/2015).</p>
<p style="text-align: justify;">Dalam hal migas, menurut dia, pihak asing sebetulnya enggan membangun smelter di Indonesia. Sehingga itu dinilai hanya akal-akalan asing saja bila ada yang menyatakan keinginan untuk membangun smelter di dalam negeri.</p>
<p style="text-align: justify;">"Akal-akalan asing enggak mau dirikan refinery. Mereka maunya di luar negeri," imbuh dia.</p>
<p style="text-align: justify;">Oleh sebab itu, katanya, pemerintah Indonesia harus segera menata ulang agar pengelolaan SDA, baik itu tambang maupun migas mampu memberikan berkah bagi rakyat banyak Indonesia.</p>
<p style="text-align: justify;">"Kita tata ulang supaya pengelolaan migas bagi berkah rakyat Indonesia, yaitu menimbulkan downstream dan multiplier effect dan menjadi income aset tetap," tuturnya.</p>
<p style="text-align: justify;">Selain itu, dia memandang, sebetulnya potensi migas di Indonesia masih cukup besar, namun hanya terkendala karena mereka enggan melakukan eksplorasi. Pasalnya, eksplorasi membutuhkan dana yang sangat besar dan memakan waktu tergolong lama.</p>
<p style="text-align: justify;">"Potensi migas saya lihat masih besar. Masalahnya adalah kita tidak melakukan eksplorasi karena mahal. Rata-rata enam tahun baru ketemu cadangan migas itu," tukasnya.</p>
<p style="text-align: justify;">Sumber: http://economy.okezone.com</p>