Pendidikan Karakter Harusnya Terjun ke Masyarakat
<p style="text-align: justify;">Hal itu menjadi perhatian berbagai pihak, salah satunya Endro Yuwono, Staf Biro Setneg RI yang juga selaku orang tua mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta ini, kepada Swara Kampus KR mengungkapkan, "Selain kecerdasan emosional, seseorang harus memiliki kecerdasan sosial dan spritual".</p>
<p style="text-align: justify;">Ditambahnya, pendidikan agama dan kewarganegaraan itu sangat penting untuk membentuk karakter seseorang khususnya mahasiswa, sebab ketika lulus dan bekerja nanti, mahasiswa akan lebih terarah. Kecerdasan Spritual yang dimiliki, seorang sarjana akan senantiasa hati-hati dalam menjalankan sebuah wewenang, Sedangkan kecerdasan sosial mendukung seorang individu dalam berinteraksi dengan orang lain di lingkungannya. Karena itulah dia menganggap bahwa pendidikan karakter di perguruan tinggi sangat penting.</p>
<p style="text-align: justify;">Putri Aisyah Minajati, Mahasiswi Jurusan Perencanaan Wilayah Perkotaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, menyampaikan, "Pendidikan dan pengembangan karakter generasi muda khususnya mahasiswa sangatnya penting dan strategis. Hal itu karena lingkungan yang lebih bebas, dibandingkan sebelum masuk dunia kerja perguruan tinggi. Mahasiswa menghadapi tantangan dan godaan yang sangat besar dan rentan akan hal-hal yang kurang mendukung. Apalagi di perguruan tinggi masalah pendidikan karakter nampaknya tidak mendapatkan perhatian lebih seperti di bangku sekolah menengah".</p>
<p style="text-align: justify;">Putri mengakui, sejak di bangku sekolah menengah selalu berusaha menekuni dan menjalankan dunia bisnis untuk mengasah pengambangan dirinya. Hal ini semata-mata untuk mempersiapkan kemampuan dirinya jika nantiusai lulus untuk siap bersaing dalam dunia kerja. Instansi kerja tentu akan welcome dengan lulusan yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan yang lain".</p>
<p style="text-align: justify;">Senada, Sukisman, Kepala Bagian Personalia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta menegaskan, "pendidikan karakter bagi mahasiswa akan membentuk karakter positif dalam diri mereka. Sehingga nantinya akan dihasilkan lulusan yang memiliki integritas dan kualitas yang baik. Mahasiswa harus dibekali kemampuan dan karakter yang memadai bagi dirinya. Perguruan tinggi perlu merumuskan program pengembangan karakter bagi para mahasiswa.</p>
<p style="text-align: justify;">Bambang Sunaryo, dari bidang Akademik Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Gadja Mada, mengatakan pendidikan karakter perlu diberikan di pergururan tinggi. Mahasiswa harus diajarkan memiliki target dalam menjalankan tanggung jawabnya. Misalnya, mahasiswa harus memiliki target dimana mereka nantinya akan bekerja. "Seorang mahasiswa harus mempunyai prinsip hidup untuk menunjang kesuksesan hidupnya", ungkapnya.</p>
<p style="text-align: justify;">SALAH satu perguruan tinggi yang terus menerus gigih menjalankan program pendidikan karakter bagi mahasiswanya adalah Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Drs Teguh BP MSi, selaku Ketua Program Studi Administrasi Negara Universitas Proklmasi 45 menegaskan, "Pengembangan karakter mahasiswa ini memebentuk mahasiswa yang memiliki integritas dan kepekaan terhadap lingkungannya. Mahasiswa agar tangguh dan unggul dalam menghadapi persaingan dunia kerja, mahasiswa tidak hanya dibekali kemampuan kompetensi keilmuan akademik saja juga kemampuan lainnya".</p>
<p style="text-align: justify;">Adapun Latifah SE.,MSc. Wakil Rektor I Universitas Proklamasi 45 menjelaskan, "Program pengembangan karakter bagi mahasiswa khususnya mahasiswa baru diakukan melalui program internasional yang dikenal dengan IAYP (Internasional Award for Young People) .</p>
<p style="text-align: justify;">Program ini merupakan program pendidikan karakter bagi mahasiswa yang ketika tamat mengikuti program ini bagi mahasiswa akan mendpatkan <em>international sertificate </em>sebagai sertifikat kelulusan.</p>
<p style="text-align: justify;">Dalam Program itu, mahasiswa dilatih melakukan kegiatan rutin setiap minggu secara kontinyu. Rangkaian kegiatan itu dilakukan menyangkut aspek pengembangan <em>hobby </em>misalnya untuk penerapan hidup sehat dengan olaraga. selain itu, aspek pengembangan skill dengan pemberian materi khusus agar mahasiswa mamiliki rasa tanggung jawab dan kemampuan <em>decision making </em>atas berbagai permasalahan yang dihadapinya, kegiatan ini biasanya dilakukan melalui serangkaian petualangan (alam).</p>
<p style="text-align: justify;">Aspek melatih kepekaan sosial (<em>sense social)</em> terhdap orang lain dan masyakarat dilakukan dengan berbaur dan hidup bersama atau <em>live inn </em>dengan penduduk sebagai wujud pengabdian masyarakat.</p>
<p style="text-align: justify;">Mahasiswa peserta IAYP akan bahu membahu membantuu keluarga dan masyarakat tanpa mendapatkan imbalan apapun ata dibiayai dari pihak manapun. Mahasiswa selain dapat belajar tentang dinamika kehidupan masyarakat juga mencoba mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi warga dan masyarakat di tengah-tengah berbagai persoalan keterbatasan yang ada.</p>
<p style="text-align: justify;">Generasi muda khususnya mahasisa yang terbina karakternya akan lebih muda berinteaksi dan menjalin hubungan dengan lingkungannya, sehingga jika mahasiswa yang pada dasarnya dipersiapkan untuk memajukan masyarakat memiliki karakter yang baik, maka akan dihasilkan lulusan atau sarjana yang berkualitas dan memiliki integritas.</p>
<p style="text-align: justify;"><strong>Oleh : Taqiyuddin / Wardi</strong></p>
<p style="text-align: justify;"><strong>Sumber : Swara Kampus Kedaulatan Rakyat.</strong></p>