Rintis Yogyakarta Sebagai Kota "Trail Runners"

<p style="text-align:justify"><strong>Rintis Yogyakarta Sebagai Kota &rdquo;Trail Runners&rdquo;</strong></p>

<p style="text-align:justify">Individu sebagai subjek pelaku perkembangan di era globalisasi juga sekaligus sebagai objek ketika harus mengalami dampak dari perkembangan di berbagai bidang tersebut. Hal negatif yang kerap tidak disadari oleh individu sebagai dampak perkembangan global yaitu ketika banyak individu semakin hari semakin terikat dengan kendali perkembangan teknologi, terikat dengan perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, yang dapat menyebabkan adiksi akut. Dibutuhkan alternatif solusi agar individu mampu menghadapi perkembangan global dengan lebih sehat baik secara fisik dan psikologis. Salah satu alternatif yang layak untuk dikembangkan di masa kini yaitu budaya berolahraga. Kegiatan olahraga yang tentunya bisa dilakukan oleh berbagai kalangan, ekonomis dan memiliki manfaat bagi kesehatan fisik serta psikologis yaitu individu dapat melakukan olah raga sebagai TRAIL RUNNERS.</p>

<p style="text-align:justify">TRAIL RUNNERS merupakan sebutan bagi pelari di jalan setapak. Kegiatan yang dilakukan oleh pelari yaitu dengan berlari melalui alam bebas. Salah satu variasi olahraga lari yang memiliki jalur TREK OFF-ROAD di pinggir pantai disebut dengan COAST TRAIL RUNNING. Kegiatan COAST TRAIL RUNNING yang telah berlangsung di Pantai Depok pada hari Senin, 2 Februari 2015 diselenggarakan oleh Komunitas Trail Runners Yogyakarta bertema: &quot;COAST TO COAST NIGHT TRAIL MARATHON&quot;. Berlari di alam menyusuri perbukitan pesisir pantai laut selatan kota Yogyakarta pada malam hari, sejauh 42 Kilometer, <em>start</em> dan <em>finish</em> berada di wilayah pantai Depok, berlanjut <em>trail running</em> di perbukitan Gunung Kidul dengan melewati wilayah seperti Gua Langse dan Gua Ciremai dengan pemandangan yang indah antara pantai Depok, pantai Parangtritis, hutan Gua Langse dan Gua Ciremai, persawahan, hutan di perbukitan Gunung Kidul hingga lautan pasir di daerah Gumuk Pasir Pantai Parangtritis. (Sukro, 2015).</p>

<p style="text-align:justify">Olahraga lari dengan menyusuri pantai yang menarik bagi masyarakat Yogyakarta ini, bermanfaat bagi kesehatan; fisik, mental, emosi dan spiritual, sehingga aktivitas fisik tersebut bagus untuk sistem metabolisme tubuh. Lokasi yang dilalui atau &ldquo;TRAIL&rdquo; akan menghindarkan dari banyak tekanan yang biasanya dialami ketika berlari di permukaan yang keras,&rdquo;. TRAIL RUNNING lebih bermanfaat untuk mencegah TENDINITIS. Ada beberapa bukti yang menunjukan bahwa berlari dipermukaan yang keras akan mengurangi ganguan pada Achilles tendinitis. Achilles Tendinitis adalah peradangan pada Tendon Achilles, jaringan ikat yang menghubungkan otot betis di kaki bawah bagian belakang ke tulang tumit. Tendinitis Achilles sering mengalami cedera akibat berjalan atau karena melakukan olahraga lainnya yang meregangkan tendon dan otot betis (Harnowo, 2011).</p>

<p style="text-align:justify">Individu ketika melakukan aktivitas sebagai TRAIL RUNNERS tidak perlu merasa khawatir menghirup karbon monoksida yang biasa dihirup oleh para pelari di lintasan jalan raya. TRAIL RUNNING mampu memberikan udara segar yang khas pegunungan. Beberapa penelitian telah menunjukkan peningkatan penyakit kardiovaskular di antara individu yang berolahraga di lingkungan berpolusi. Lari lintas alam memberikan banyak oksigen sehingga berpengaruh positif bagi otak dan mental. Menyediaakan suasana baru bagi individu yang memiliki kesibukan sebagai rutinitas atau yang sering dikenal dengan <em>hectic day.</em> Manfaat yang diperoleh secara psikologis dan spiritual dari kegiatan TRAIL RUNNING adalah kestabilan emosi, tidak mudah stress dan rasa syukur. Hal ini didukung oleh Nossek, (1982), yang menyatakan bahwa pelatihan mental atlet sangat penting karena betapapun sempurnanya perkembangan fisik, teknik dan taktik apabila mentalnya tidak turut dikembangkan, prestasi maksimal tidak mungkin akan tercapai. Pelatihan mental menekankan pada perkembangan kedewasaan atlet serta penekanan emosi serta implusif, misalnya: semangat bertanding, sikap pantang menyerah, keseimbangan emosi walaupun berada pada keadaan tertekan, sportivitas, percaya diri dan kejujuran. Berlari memiliki efek positif pada sistem kekebalan tubuh. Olahraga ini menciptakan limfosit lebih banyak dalam darah. Manfaat lari untuk psikologis yaitu berlari juga memiliki efek positif pada pikiran. Kegiatan ini membangun kepercayaan diri dan memberikan perasaan bebas. Kita semua tahu bahwa berlari dapat mengurangi berat badan dan membantu mendapatkan postur tubuh yang lebih baik. Berlari dapat memberikan rasa percaya diri yang tinggi, menghilangkan stress, olah raga lari dapat digunakan sebagai pengobatan untuk menyembuhkan depresi dan kecanduan. Kegiatan berlari mengakibatkan tubuh akan terasa sehat dan pikiran akan lebih fokus. Hal ini didukung oleh penelitian Jannah (2012) tentang dinamika atlet dalam meregulasi stimulasi emosi dan mengerahkan segala potensinya.</p>

<p><em>Referensi:</em></p>

<p style="text-align:justify">Harnowo, Putro Agus., (2011). Diunduh di</p>

<p style="margin-left:36pt; text-align:justify"><a href="http://health.detik.com/read/2011/09/21/093954/1726992/770/tendinitis-achilles-cedera-">http://health.detik.com/read/2011/09/21/093954/1726992/770/tendinitis-achilles-cedera-</a>saat-berolahraga.</p>

<p style="margin-left:36pt; text-align:justify">Jannah, Miftakhul., (2012). Peran Konsentrasi, Kepercayaan Diri, Regulasi Emosi, Kemampuan Goal Setting, dan Resistensi terhadap Prestasi Pelari Cepat 100 Meter Perorangan. Desertasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.</p>

<p>Nossek, J., (1982). General Theory of Training. Lagos: Pan Efrican Press Ltd.</p>

<p>Riyadi, Sukro.,&nbsp; (2015). Trail runners pantai Depok. Yogyakarta: Kedaulatan Rakyat.</p>

<p><strong>Oleh: Fx. Wahyu Widiantoro.</strong></p>