Mahasiswa KKN UP 45 Ajak Warga Pantai Depok Kelola Sampah

JURNAL PERGURUAN TINGGI — Selama ini sampah yang berada di destinasi wisata, Pantai Depok, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum dikelola dengan baik. Sampah dari warung-warung kuliner dikumpulkan kemudian dibuang di tempat pembuangan sampah pinggir Sungai Opak dan dibakar.

Kehadiran mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Proklamasi (UP) 45 Yogyakarta berhasil mengajak warga Pantai Depok untuk mengelola sampah. Mahasiswa KKN UP 45 berhasil membuat kesepakatan dengan pelaku warung kuliner dan warga setempat untuk memilah sampah mulai dari rumah tangga (RT).

“Inisiasi mahasiswa KKN UP 45 itu akan kita awali Jumat, (2/9/2022). Kita akan mengecek kesepakatan warung-warung kuliner dan warga Depok. Jadi kita akan melakukan bersih pantai, sekaligus mengecek kembali atas komitmen warung-warung kuliner dan warga. Terkait dengan pilah sampah, karena kegiatan sampah itu harus dimulai dari sampah rumah tangga,” Cahya Widada, Panewu Kretek pada penarikan mahasiswa KKN UP 45 di Kalurahan Parangtritis, Kamis (1/9/2022).

Sampah akan dipilah, kata Cahya Widada, menjadi tiga macam yaitu sampah kertas, sampah plastik dan sampah organik. Sampah tersebut nanti bisa didaur ulang yang memiliki nilai ekonomi. “Sedang sampah yang tidak bisa didaur ulang, harapan kami bisa diolah dengan alat yang berasal dari UP 45 dengan pirolisis yang bisa menghasilkan minyak,” katanya.

Saat ini, tambah Cahya Widada, alat pirolisis itu sudah ada di gedung pengolahan sampah bantuan dari UP 45 di Pantai Depok. Namun alat tersebut dinilai Cahya Widada baru setengah proses, belum sampai hasil akhir pengolahan sampah yang bisa dijual.

“Kami sangat mengharapkan ada bantuan alatnya sampai komplit dari UP 45 Yogyakarta sehingga seluruh sampah bisa diolah. Juga pembinaan terhadap warga dapat dilakukan secara terus menerus dan sampah bisa didaur ulang,” kata Cahya Widada.

Sedang Muhammad Noviansyah Aridito SPd, MSc, Kepala Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) UP 45 mengatakan memang peralatan pirolisis di tempat pengolahan sampah Pantai Depok belum komplit. Ke depan, sampah Pantai Depok yang telah dipilah warga akan diolah mengguna pirolisis.

“Sampah organik nanti diolah untuk pakan maggot dan pelet. Terus sampah plastik akan diproses menjadi bahan baku daur ulang. Sampah plastik residu masuk ke pirolisis untuk dijadikan minyak dan gasifikasi,” kata Aridito.

Kemudian sampah tulang dan kerang juga akan diproses menjadi bahan baku daur ulang. “Harapannya bisa memberikan nilai tambah secara ekonomi, lingkungan dan sosial,” kata Aridito.

Sementara Rektor UP 45, Dr Benedictus Renny See SH, SE, MH mengatakan menyambut baik dan siap membantu dan memenuhi permintaan Panewu Kretek. “Kita akan bahas bersama, karena ini merupakan suatu hal yang menarik. Mungkin nanti ada istilahnya satu bentuk hibah dari UP 45 ke Kalurahan Parangtritis,” kata Benedictus Renny See.

Menurutnya, permintaan ini akan dipersiapkan meliputi apa saja yang perlu dilengkapi. Selain itu, juga membimbing warga yang akan mengoperasikan peralatan tersebut. “Bisa jadi ini akan menjadi pilot proyek bagi UP 45 dan bisa kita kembangkan di tempat lain,” kata Rektor UP 45. (*)

Sumber: Jurnal Perguruan Tinggi