Penyerahan nilai ujuan calon pamong dari Up45 kepada Pemdes Wedomartani || YP-Ist

Bresca Merina Serahkan Nilai Ujian Calon Pamong Wedomartani, UP 45 Siap MoU dengan Pemdes Lain

Para pamong desa merupakan garda depan pelayanan publik. Peningkatan pelayanan dan tingkat kepuasan warga atas pelayanan institusi pemerintah di tingkat desa ini sangat tergantung dari sumber daya mereka. Sehingga tepat sekali pelibatan perguruan tinggi dalam proses seleksi calon pamong desa.

Universitas Proklamasi 45 (UP 45) adalah satu dari perguruan tinggi yang telah digendeng oleh beberapa pemerintah desa di wilayah Sleman untuk melakukan bimbingan teknis maupun proses seleksi calon pamong desa.

Hal ini sebagaimana disampaikan Ketua Program Studi Administrasi Publik UP 45, Bresca Merina SIP Mec Dev, dalam tahun ini sudah melakukan bimtek dan seleksi calon pamong desa. Masing-masing pamong desa Caturtunggal dan Wedomartani.

“Ya kami bersyukur dipercaya untuk melaksanakan bimtek maupun ujian seleksi pamong desa. Sudah dua kali ini, pertama untuk Desa Caturtunggal dan kedua untuk Desa Wedomartani. Semuanya terkait dengan proses seleksi Kepala Dukuh,” ujar Bresca usai menyerahkan nilai ujian seleksi calon Pamong kepada Pemerintah Desa Wedomartani, di Kampus UP 45 Jalan Babarsari Nomor 1, Caturtunggal, Depok, Sleman, Rabu (22/9/2021) sore. Acara penyerahan nilai ujian calon Pamong Desa ini dihadiri unsur Babinsa dan Carik Wedomartani.

Bresca mengungkapkan, nilai tersebut selajutnya akan ditambahkan dan dijadikan pertimbangan bagi panitia pencalonan Pamong Desa Wedomartai untuk proses selanjutnya, siapa diantara mereka yang akan lolos berkompetisi dalam pencalonan.

Seleksi meliputi antara lain kecakapan administrasi publik, public speaking, presentasi, ketrampilan komputer dan psikologi. Dari hasil tersebut pihak Pemdes nantinya akan memilih 5 calon, masing-masing dari Dukuh Kenayan, Krapyak, Wonosari, Karangsari dan Tegalsari.

“Dalam proses seleksi ini kami melibatkan dosen-dosen dari UP 45 ini, lintas fakultas untuk mengujinya. Ya semacam test and propert, semua hal terkait dengan jabatannya nanti diujikan,” jelas Bresca yang juga Ketua Panitia Seleksi didampingi Plt Dekan Fakultas Hukum Dr Benedictus Renny See SH SE MH.

Disebutkan, dari rangkaian seleksi itu kebanyakan peserta gugur di bidang psikologi. Terutama menyangkut ketelitian menghadapi pekerjaaan. Di sisi lain ada catatan penting bahwa mayoritan peserta adalah anak-anak muda usia produktif dan menyandang gelar sarjana.

Fenomena ini, menurutnya, sangat berbeda dari kesan masa lampau dimana jabatan pamong desa, apalagi seperti Kepala Dukuh, cenderung diduduki orang-orang tua atau usia diatas 40-an tahun. “Kali ini kami menghadapi kenyataan yang beda. Anak-anak muda sarjana berminat partisipasi memajukan wilayahnya. Sungguh suatu yang menggembirakan bahwa mereka bisa diharapkan kemampuannya untuk kemajuan desa,” tukasnya.

Dari pengalaman demikian, Bresca mewakili UP 45 kian terpacu untuk memperluas kerjasama dengan Pemdes lain di wilayah Sleman. Karena hal ini juga bagian dari implementasi Tridharma Peguruang Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. Adapun mengenai seleksi calon pamong desa ini dilakukan secara profesional, kompatibel.

“Kami sudah ada beberapa agenda melakukan hal yang sama dengan Pemdes lain. Pada saatnya nanti juga akan terjadi feedback yang baik melalui program KKN. Artinya mahasiswa-mahasiswa kami akan diterjunkan ikut praktik KKN di desa-desa yang selama ini sudah menjalin kerjasama ini,” pungkasnya. (Met)

 

Sumber: Yogyapos