Kuliah Online Psikologi UP45: Menggali Potensi dan Kecerdasan Anak
Biro psikologi UP45 bekerja sama dengan Komunitas Psikologi Yogyakarta, Action Kita melaksanakan kuliah online dengan tema “Menggali Potensi dengan Memahami Kecerdasan Anak” (11/04/2020). Kuliah online ini diikuti lebih dari 200 peserta yang terdiri dari ibu rumah tangga, guru, mahasiswa, dan masyarakat umum lainnya dari Yogyakarta, Ciamis, Bandung, dan Arab Saudi. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Sapta Kurniawati, M.Psi yang merupakan Dosen Psikologi UP45, Praktisi Pendidikan, dan Konselor.
Pada kuliah online ini, Sapta memaparkan bahwa dengan tema yang ada Biro psikologi UP45 dan Action Kita berharap aktivitas belajar bisa dilakukan dengan mudah dan mampu menciptakan suasana yang saling berbagi dalam menciptakan belajar yang efektif dan menyenangkan.
“Pandemi covid 19 membuat semua mengubah kebiasaan sebagai makhluk sosial maupun individu. Proses menjaga diri, orang lain dan lingkungan dalam proses harus berada di dalam rumah dalam waktu yang sangat lama. Setiap manusia beradaptasi dengan mengkondisikan dan aktivitas di luar kebiasaan. Salah satunya adalah belajar tanpa harus bertemu secara fisik” kata Sapta.
Sapta mengungkapkan, “Semua orang tua pada masa pandemi ini mendadak menjadi guru di rumah dalam jangka waktu yang lama. Proses pembelajaran klasikal di sekolah dan di rumah pasti berbeda. Bisa saja muncul hambatan karena orang tua harus menjelaskan semua materi tanpa modalitas memahami cara dan metode dalam pembelajaran”.
“Hambatan itu bisa menjadi kendala yang membuat semua tertekan, terutama anak mengalami kondisi harus menerima guru baru yang proses menjelaskan tentu berbeda dengan guru di sekolah, mampu lebih baik atau sebaliknya. Semua mengalami stressor yang sangat tidak nyaman karena terlihat kekurangan dalam proses pembelajaran” tandas Sapta.
Sapta menegaskan orang tua terlebih dahulu harus mampu memahami kondisi anak dengan memahami potensi kecerdasan masing-masing sehingga memahami cara belajar yang sesuai dan meningkatkan kemampuan anak secara maksimal. Contohnya anak kinestetik ketika memahamkan pembelajaran tentu tidak mampu sekadar dengan auditori mendengarkan suara penjelasan dari orang tua seakan sebagai angin lewat saja. “Hal ini dapat diantisipasi orang tua dengan memahami model pembelajaran yang menyenangkan untuk buah hatinya dalam kondisi pandemic” tutup Sapta.
Dalam kesempatan yang berbeda, Sapta mengungkapkan bahwa dana yang terkumpul dari kuliah online ini 100% akan diberikan kepada masyarakat dhuafa yang terkenai dampak wabah covid 19.