Bedah Buku EMGI VIII : Mutasi DNA “POWER HOUSE”

Energy Management and Governance Institute Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta melaksanakan kegiatan bedah buku VIII dengan narasumber M. Ali Sukrajap, SE., MBA. Ali adalah seorang dosen dari Fakultas Ekonomi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. Pada kesempatan ini, Ali membedah buku Mutasi DNA “Power House” (Rabu, 04/01/2017). Penulis buku ini adalah Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. seorang pendidik dan staf pengajar di Fakultas Ekonomi UI. Rhenald pernah menjabat sebagai Ketua MM UI dan Ketua Program Doktor Ilmu Manajemen katanya.

Menurut Ali, sebuah organisasi harus mempunyai DNA agar bisa bergerak aktif. Power house merupakan sebuah rumah besar berbentuk badan usaha (perusahaan) yang mengayomi puluhan hingga ratusan ribu orang, baik sebagai karyawan (langsung) maupun pemasok, dan dampaknya bagi perekonomian sangat besar. Dalam buku ini badan usaha atau perusahaan ini adalah pertamina. Dalam buku ini dna yang diperlukan adalah leadership karena leadership tidak mungkin dapat dikloning dalam waktu yang singkat ungkapnya. Dalam bedah buku ini dibagi kedalam tiga alur yaitu alur buku, isi buku yang mencakup pertamina change dan capaian pertamina.

Ali menjelaskan, pertamina sebagai perusahaan terus mengembangkan usahanya dan teknologi untuk kemajuan perusahaannya. Dia mengungkapkan ada 4 (empat) DNA yang harus diperlukan untuk mengembangkan suatu perusahaan yaitu lokomotif ekonomi, big size, iconic dan dampak. Pertamina terus mengkloning DNA untuk mengembangkan perusahaannya baik di hulu maupun di hilir.

Menurutnya pertamina memegang perananan yang besar dan telah mengalami jatuh bangun dari masa ke masa untuk terus berubah menjadi lebih baik. Di era monopoli pada tahun 1971-1999, pertamina memiliki peran dan tugas sebagai pengelola migas tunggal di Indonesia, sebagai mesin pertumbuhan ekonomi nasional dan perusahaan bisnis murni. Dalam masa, pertamina juga berperan sebagai stabilitas perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2000-2005, pertamina mulai mempersiapkan diri menuju pasar terbuka yang dimulai dengan melepas peran regulator dan pada tahun 2006 pertamina resmi menjadi persero.

Dunia baru pertamina dimulai dengan adanya UU No. 22/2001, kemudian adanya perubahan subsidi dan fee distribusi, tekanan kerja yang baik dan perlunya transparansi serta profesionalisme dalam sector bisnis. Perubahan DNA pertamina juga ditandai dengan perubahan logo kata Ali. Perubahan budaya dan tata nilai baik dari segi kepemimpinan dan organisasi mengubah wajah baru pertamina menjadi lebih baik.

Perubahan yang telah dilakukan pertamina berdampak baik bagi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari laba bersih dan kontribusi terhadap penerimaan negara dan capaian produksi migas yang terus meningkat dari 2009-2012 ungkapnya.

Di akhir persentasenya, Ali mengungkapkan bahwa buku ini memiliki kelebihan Struktur penulisan buku Mutasi DNA Power House ini sistematis dan aplikasi praktis pada pertamina sebagai sebuah Kasus dengan dikombinasikan dengan contoh dari perusahaan lain. Selain itu menurutnya buku ini menguraikan perjalanan Singkat Pertamina baik sebacara Organisasi, Leadership dan Perubahan dalam Organisasi. Selain kelebihan, menurut Ali, buku ini juga memiliki kelemahan yaitu Buku ini membahas tentang Proses Perubahan dalam Pertamina, bukan hasil capaian dari target perubahan dalam Pertamina. Tidak secara eksplisit menguraikan kasus Pertamina dalam setiap tahapan perubahannya dan gaya bahasa dan gaya penulisan lebih popular kurang cocok untuk para Akademisi tapi cocok untuk praktisi Organizational Development (OD).

Pada sesi diskusi, peserta bedah buku yang terdiri dari dosen dan mahasiswa sangat antusias. Hal ini terlihat dari banyak nya pertanyaan yang diajukan peserta dalam sesi ini. Salah satunya dari M. Ridwan yang merupakan mahasiswa Fak. Isipol UP45 yang menanyakan apakah 20 Power House yang ada di China sudah dibangun atau masih dalam tahap perencanaan?. Bagaimana dampak Power House bagi corporate-cooperate lain dalam buku ini? Kata Sitri yang juga mahasiswa Fak. Isipol UP45. (FAG)